Goldengoosesneakers

Media Online Mengenai Informasi Game Online 2022 – 2023

Shoes and Care – Mengenal Chiropractic: Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Nyeri Punggung dan Leher

Jakarta, Shoes and Care – Banyak orang yang mengalami rasa sakit di punggung, seperti sakit punggung atau nyeri di bagian tubuh tertentu. Jika mengalami rasa sakit tersebut, umumnya mereka mendatangi panti pijat dengan tujuan untuk mengobati atau mengurangi rasa sakit dari nyeri punggung tersebut. Tapi, tahukah kamu ada metode pengobatan alternatif lainnya untuk mengobati rasa sakit dari nyeri punggung tersebut? Metode tersebut bernama Chiropractic, atau dalam bahasa Indonesia disebut Kiropraktik. Perawatan chiropractic adalah sebuah prosedur terapi untuk mengatasi masalah tulang belakang. Prosedur terapi yang juga dikenal sebagai manipulasi tulang belakang ini bermanfaat untuk meningkatkan pergerakan tulang sekaligus fungsi tubuh secara fisik. Ahli yang melakukan terapi ini dinamakan chiropractor, dimana mereka akan menggunakan tangannya untuk memanipulasi persendian di tubuh. Seorang chiropractor dilatih untuk merawat dan merehabilitasi kondisi kesehatan yang berkaitan dengan tulang, otot, dan persendian.


Namun, terapi ini tengah diragukan karena adanya kasus yang menyebabkan kematian. Jadi, sebenarnya terapi chiropractic atau kiropraktik itu positif untuk tubuh atau justru berbahaya? Yuk temukan faktanya pada artikel di bawah ini!


Apa Itu Chiropractic?


Chiropractic adalah sebuah bidang kedokteran alternatif yang berfokus pada diagnosis dan pengobatan gangguan neuro-muskuloskeletal, terutama yang terkait dengan tulang belakang. Praktisi chiropractic, yang disebut chiropractor, berupaya untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan sistem saraf, otot, dan tulang belakang melalui manipulasi tulang belakang dan sendi. Tujuan dari terapi ini sendiri  untuk mengembalikan kemampuan sendi agar bergerak seperti sedia kala. Bisa dikatakan bahwa terapi ini mengembalikan pergeseran tulang atau sendi dengan cara menggesernya ke tempat semula. Manipulasi tulang belakang, atau sering disebut sebagai “adjustment” adalah teknik kunci yang digunakan oleh chiropractor untuk mengurangi tekanan pada saraf dan memperbaiki pergerakan sendi. Tak hanya itu, terapi ini juga bisa meredakan rasa sakit dan kaku pada otot sehingga jaringan lunak benar-benar sembuh.



Sejarah chiropractic dimulai pada akhir abad ke-19 oleh Daniel David Palmer yang dianggap sebagai pendiri chiropractic modern. Pada tahun 1895, Palmer melakukan pengobatan yang mengubah sejarah dengan mengklaim bahwa dia mengembalikan pendengaran seorang pria pekerja kereta api yang mengalami gangguan pendengaran bernama Harvey Lillard. Harvey mengatakan bahwa dia telah kehilangan pendengarannya setelah suatu saat dia merasakan sesuatu bergerak di punggungnya. Palmer percaya bahwa ada korelasi antara kelainan pada sistem saraf dan gangguan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan tulang belakang. Kemudian, Palmer mengembangkan teori  masalah dengan tulang belakang dapat menyebabkan gangguan fungsi saraf yang dapat mempengaruhi kesehatan keseluruhan seseorang. Nah, dari sinilah awal mula teknik manipulasi tulang belakang yang disebut “chiropractic adjustment” dikembangkan. Hingga pada tahun 1897, Palmer mendirikan Palmer School of Chiropractic di Davenport, Iowa, sebagai sekolah pertama yang mengajarkan chiropractic. Sekolah ini menjadi cikal bakal pengajaran formal tentang chiropractic dan menyebarkan metode dan filosofi pengobatan ini.



Berdasarkan informasi yang didapat melalui laman Halodoc, chiropractor menangani berbagai masalah dan kondisi yang melibatkan otot, tendon, ligamen, tulang tulang rawan serta sistem saraf. Selama masa terapi, chiropractor akan melakukan tindakan manipulasi terhadap tubuh kamu. Manipulasi ini membantu mengatasi berbagai ketidaknyamanan pada tubuh, seperti sakit leher, sakit punggung, nyeri panggul, lengan, bahu, kaki hingga pinggul. Selain itu, chiropractor memiliki kewajiban untuk berdiskusi terlebih dahulu terkait persetujuan untuk menjalani berbagai prosedur serta mendapatkan persetujuan dengan kondisi dan risiko yang mengikutinya.


Manfaat Chiropractic


Ada beberapa manfaat dari terapi chiropractic yang terbukti telah dirasakan oleh beberapa pasien. Berikut sejumlah manfaat chiropractic yang membantu mengobati masalah kesehatan:


Mengobati Nyeri Sendi


Chiropractic memiliki manfaat untuk mengobati nyeri sendi tanpa menggunakan obat-obatan anti-inflamasi. Pengobatan nyeri sendi dengan menggunakan terapi chiropractic juga dilakukan tanpa melakukan operasi bedah. Kegunaan chiropractic ini memang cukup dikenal karena teknik yang digunakannya mampu menggeser sendi-sendi tertentu yang sering menjadi penyebab nyeri pada tubuh. Ketika posisi tulang dan sendi kembali ke tempat semula, maka nyeri sendi bisa terobati.


Menyembuhkan Sakit Leher dan Punggung


Terapi ini juga memiliki manfaat untuk bagian leher dan punggung. Sakit yang muncul di kedua bagian tubuh tersebut bisa diobati dengan menerapkan beberapa teknik chiropractic yang dilakukan oleh chiropractor. Manipulasi tulang belakang dan sendi dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan mengurangi nyeri pada bagian punggung dan leher. Terapi Ini umumnya juga digunakan dalam pengobatan nyeri punggung bawah, sakit leher, serta masalah pada punggung atas dan bahu.



Mengatasi Bahu yang Kaku


Bahu yang kaku tentu akan mempengaruhi sendi bahu serta menimbulkan rasa sakit dan kekakuan yang berkembang secara bertahap, bahkan dapat menjadi lebih buruk. Bahu yang kaku bisa sangat menyakitkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga harus segera mendapatkan perawatan untuk mempertahankan rentang gerak sebanyak mungkin di bahu dan mengatasi rasa sakit. Teknik manipulasi dari chiropractic ini dapat membantu meningkatkan pergerakan sendi yang terbatas atau kaku, sehingga meningkatkan mobilitas dan fungsi tubuh.


Meningkatkan Keseimbangan dan Kekebalan Tubuh


Beberapa pengalaman sebagian orang yang telah melakukan terapi ini mengungkapkan bahwa chiropractic dapat membantu meningkatkan keseimbangan tubuh, koordinasi, dan postur. Selain itu, terapi ini mampu membantu meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Sebuah penelitian yang dilansir situs Alive Health telah menunjukkan bahwa chiropractic adalah terapi yang dapat membantu penurunan regulasi sitokin proinflamasi dan peningkatan antibodi yang terkait dengan respons imun tubuh. Lebih jauh lagi, terapi ini juga dapat meningkatkan produksi leukosit yang membantu sel darah putih dalam mencegah penyakit.



Meningkatkan Kualitas Tidur


Menderita nyeri tulang belakang saja sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi kalau sampai mengganggu istirahat kamu. Rasa nyeri yang berlebih tentu akan mengganggu kualitas dari tidur kamu, dimana hal itu akan berdampak pada gangguan kesehatan, kelelahan dan sulit fokus. Apabila kamu melakukan terapi ini untuk mengobati nyeri pada punggung, maka kamu dapat pula memperbaiki kualitas tidur yang pada akhirnya membuat tubuh lebih berenergi dan makin fokus.


Apakah Chiropractic Aman?


Kembali lagi kepada pertanyaan pada pembukaan artikel ini, apakah terapi chiropractic ini aman? Ketika dilakukan oleh chiropractor yang berlisensi dan berpengalaman, chiropractic umumnya dianggap aman untuk sebagian besar orang. Namun, seperti halnya bentuk perawatan medis atau terapi lainnya, chiropractic juga memiliki risiko dan harus dilakukan dengan hati-hati.



Ada beberapa efek samping atau resiko yang dihadapi ketika melakukan chiropractic jika dilakukan secara asal-asalan dan bukan dengan ahlinya, maka itu kamu perlu waspada terhadap beberapa hal tentang terapi ini. diantaranya:


  1. Memiliki resiko cedera, meskipun jarang. Apalagi jika prosedur dilakukan oleh seseorang yang tidak terlatih atau tidak berpengalaman. Cedera yang kemungkinan terjadi termasuk cedera pada saraf, ligamen, atau pembuluh darah, atau masalah lebih lanjut pada tulang belakang atau bagian tubuh lainnya.
  2. Memiliki efek samping seperti nyeri ringan atau kekakuan setelah prosedur, kelelahan, atau sakit kepala. Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan ringan.
  3. Chiropractic mungkin tidak cocok untuk semua kondisi kesehatan. Beberapa kondisi seperti fraktur tulang, infeksi, atau masalah kesehatan tertentu mungkin memerlukan pendekatan medis yang berbeda. Maka dari itu, kamu wajib untuk mendiskusikan kondisi kesehatan kamu dengan chiropractor sebelum menerima perawatan.
  4. Bisa memicu pendarahan yang fatal apabila dilakukan tidak dengan ahlinya, Sebagaimana kasus malpraktik chiropractic yang pernah terjadi. Bahayanya bisa membuat adanya pendarahan di bagian vital seperti di dalam kepala. Pendarahan di dalam kepala kemungkinan besar akan mengancam nyawa pasien dan membuatnya meninggal seketika. Meskipun belum banyak laporan mengenai kasus ini, tetapi tetaplah mengingat bahwa faktanya terapi ini pernah menyebabkan kematian.


Yang terpenting adalah jika kamu ingin mencoba terapi ini, kamu harus mencari chiropractor yang berlisensi dan berpengalaman untuk meminimalkan risiko dan memastikan bahwa kamu menerima perawatan yang tepat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyelarasan susunan ruas tulang belakang mungkin efektif mengatasi sakit kepala dan nyeri leher. 


Namun, tidak semua orang mempunyai tubuh dengan respon yang baik untuk menerima terapi ini. Jika gejala tidak mulai membaik setelah beberapa minggu mendapatkan perawatan terapi chiropractic, mungkin terapi ini bukan pilihan terbaik untuk kamu. Maka itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan kamu untuk mendiskusikan kecocokan dan keamanan pengobatan ini berdasarkan kondisi kesehatan tubuh kamu. Semoga informasi ini bermanfaat!


 

Share:

Shoes and Care – Mengatasi Rasa Nyeri Otot Akibat DOMS

Jakarta, Shoes and Care – Setelah melakukan kegiatan olahraga yang tergolong berat, kemungkinan besar kamu pasti pernah mengalami rasa pegal atau nyeri pada otot yang sangat mengganggu aktivitas kamu. Nah, bisa jadi, kamu terkena DOMS nih! Sebenarnya, apa sih DOMS itu? Bagaimana cara mengatasi rasa nyeri otot atau DOMS ini? Mari kita bahas di artikel ini!


Apa itu DOMS?


DOMS adalah singkatan dari “Delayed Onset Muscle Soreness” atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai nyeri otot yang tertunda. DOMS ini merujuk pada rasa sakit atau ketidaknyamanan yang muncul pada otot-otot tubuh setelah melakukan aktivitas fisik yang intens atau tidak biasa. Sensasi nyeri ini biasanya tidak muncul secara instan setelah aktivitas, melainkan baru terasa beberapa jam hingga 1-2 hari setelah melakukan aktivitas olahraga.



DOMS terjadi akibat mikrotrauma atau kerusakan jaringan kecil pada serat otot saat otot bekerja lebih keras atau lebih lama dari biasanya. Ini terutama terjadi ketika seseorang terlibat dalam latihan atau aktivitas fisik yang mengakibatkan peregangan dan kontraksi otot secara berulang. Aktivitas seperti latihan beban, lari jarak jauh, atau latihan interval intensitas tinggi adalah contoh kegiatan yang sering mengakibatkan DOMS.


Gejala DOMS


Gejala DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness) dapat bervariasi dari individu ke individu, tetapi biasanya melibatkan kombinasi berikut ini:


  1. Muncul beberapa jam setelah aktivitas. Salah satu ciri khas DOMS adalah bahwa gejalanya tidak muncul segera setelah aktivitas fisik, melainkan baru beberapa jam hingga 1-2 hari setelahnya.
  2. Nyeri otot. Sensasi nyeri yang terjadi pada otot-otot yang terlibat dalam aktivitas fisik intens. Nyeri ini bisa bersifat tumpul atau tajam dan umumnya terasa saat otot-otot ditekan atau digerakkan.
  3. Ketidaknyamanan atau rasa tegang. Otot yang terkena DOMS mungkin terasa kaku atau tegang, dan gerakan normal bisa menjadi lebih sulit dan tidak nyaman.
  4. Peningkatan sensitivitas. Otot-otot yang terpengaruh mungkin menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau tekanan.
  5. Kehilangan fleksibilitas. Kamu mungkin merasa keterbatasan dalam rentang gerakan atau fleksibilitas pada otot-otot yang sakit.
  6. Pembengkakan Ringan. Pada beberapa kasus, ada kemungkinan munculnya pembengkakan ringan di area otot yang terkena DOMS.
  7. Kelemahan sementara. Otot yang merasa sakit mungkin terasa lebih lemah daripada biasanya, sehingga aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau mengangkat barang bisa terpengaruh.



Tips Mengatasi DOMS


Apabila kamu mengalami gejala ini, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi rasa nyeri dari DOMS ini. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu kamu dalam mengatasi nyeri otot akibat DOMS:


  1. Istirahat dan pemulihan. Beri waktu bagi tubuh kamu untuk pulih dengan memberikan istirahat yang cukup. Jangan memaksa otot yang terasa nyeri untuk bekerja terlalu keras sebelum pemulihan sempurna.
  2. Pemanasan dan peregangan. Sebelum melakukan aktivitas fisik, pastikan kamu melakukan pemanasan yang cukup dan peregangan ringan. Ini bisa membantu mempersiapkan otot-otot kamu untuk aktivitas dan mengurangi risiko cedera serta intensitas DOMS.
  3. Latihan ringan. Jika nyeri masih terasa, cobalah melakukan latihan ringan atau aktivitas fisik yang lebih ringan. Ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otot-otot yang terkena DOMS dan mempercepat pemulihan.
  4. Kompres dingin atau panas. Penggunaan kompres dingin atau panas dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan. Kompres dingin dapat membantu meredakan peradangan awal, sementara kompres panas bisa membantu melonggarkan otot-otot yang kaku.
  5. Minum air yang cukup. Pastikan kamu tetap terhidrasi dengan baik. Air yang cukup dapat membantu tubuh dalam proses pemulihan dan mengurangi risiko nyeri otot.
  6. Suplemen atau Obat Antiinflamasi. Dalam beberapa kasus, penggunaan suplemen tertentu seperti omega-3 atau konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri. Namun, kamu bisa konsultasikan dengan profesional medis terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suplemen atau obat.
  7. Peregangan dengan lembut. Setelah nyeri berkurang, lakukan peregangan yang lembut dan hati-hati pada otot-otot yang terkena DOMS. Peregangan ini dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi ketegangan.
  8. Jangan berlebihan dalam melakukan aktivitas. Hindari melakukan aktivitas fisik yang terlalu intens atau berlebihan selama fase pemulihan. Memberi waktu cukup untuk tubuh beristirahat dan pulih adalah kunci.


Nyeri otot setelah aktivitas fisik intens adalah hal yang umum dan biasanya akan mereda seiring waktu. Jika nyeri sangat parah dan berlangsung lebih lama dari beberapa hari disertai dengan gejala lain yang tidak biasa, sebaiknya kamu segera  berkonsultasi dengan profesional medis. Semoga bermanfaat!

Share: