Goldengoosesneakers

Media Online Mengenai Informasi Game Online 2022 – 2023

Shoes and Care – Beberapa Jenis Pewarna Sepatu Beserta Kegunaannya

Beberapa Jenis Pewarna Sepatu Beserta Kegunaannya – Warna pudar pada sepatu sering sekali kita alami bahkan tidak lepas dari masa sepatu yang menjadikan sepatu memudar karena usia. Pemudaran pada warna sepatu terjadi dikarenakan perawatan yang kurang ekstra kemudian menyebabkan pemudaran warna cepat terjadi. Banyak penanganan yang bisa kita lakukan salah satunya dengan metode pengecatan. Kali ini kita akan menjelaskan sedikit terkait jenis pewarnaan pada sepatu terbagi menjadi dua yaitu; Water Based dan Akrilik.


Water Based


Water Based merupakan pewarna sepatu yang berbahan dasar air. Pewarna ini sering digunakan untuk mengecat upper dan bagian insole. Pewarna ini hanya dapat digunakan pada material Kanvas dan Suede, material selain itu tidak dapat digunakan dikarenakan material lainnya tidak dapat menyerap pewarna water based.


Akrilik


Seperti yang kita ketahui, akrilik biasanya sering kita dengar sebagai cat lukis dan sebagainya. Tetapi seiring perkembangan, akrilik disesuaikan dengan minat konsumen dalam peningkatan painting sepatu. Produsen cat lukis mengembangkan dari sisi cat lukis menjadikannya cat sepatu, jadi banyak dari beberapa merek cat lukis yang beralih ke cat sepatu dikarenakan minat konsumen yang cukup besar.


Jadi itu beberapa pewarna sepatu yang disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing.


 

Share:

Shoes and Care – 5 Tipe Kepribadian Seseorang Memilih Jenis Sepatu

Jakarta, Shoes and Care – Selain menjadi lifestyle harian, pemilihan sepatu dapat mencerminkan diri seseorang yang memakainya. Berdasarkan pada https://loomfootwear.com/ dikatakan bahwa dalam sebuah studi tahun 2012, para peserta studi diperlihatkan gambar close-up orang asing yang memakai sepatu. Dengan melihat sepatu yang dikenakan orang asing tersebut, para peserta studi dapat menebak secara akurat 90% ciri kepribadian orang asing tersebut, termasuk jenis kelamin, usia, status sosial, pendapatan dan sebagainya. 


Ini menegaskan apa yang telah dikatakan selama ini : Anda dapat mengetahui banyak hal tentang seseorang dari sepatu yang mereka kenakan. 


Sangat menarik bukan. Mari kita bahas satu per satu mengenai jenis sepatu dan karakter orang yang memakainya.



  • Sepatu Formal / Dress Shoes


Seseorang yang memakai sepatu ini adalah seseorang yang berada di lingkungan profesional dan formal. Orang tersebut dapat mengorbankan kenyamanannya dan selalu fokus terhadap apa yang menjadi tujannya. Banyak orang mengetahui bahwa anda adalah orang yang dapat diandalkan. Selain itu, sepatu resmi menunjukkan bahwa anda cerdas, dewasa, percaya diri dan berorientasi pada tujuan.




Sepatu slip-on memang nyaman, tetapi juga lebih dari itu. Hal yang sama dapat dikatakan tentang orang yang memakainya. Nyaman, formal-kasual dan bergaya, sepatu ini berada di persimpangan antara introversi dan ekstroversi. Jika anda suka memakai slip-on secara teratur, Anda mungkin tidak terlalu suka menonjol. Namun bukan berarti anda tidak tahu cara menjaga penampilan.




Orang yang berpegang pada sepatu lama dan entah bagaimana bisa membuatnya bertahan selama bertahun-tahun dikenal sangat teliti. Jika mereka mau dan mampu merawat sepatu mereka begitu lama, bayangkan apa lagi yangmampu mereka lakukan? Dedikasi religious mereka terhadap perawatan sepatu kesayangannya juga menunjukkan bahwa orang-orang ini akan selalu melakukan pekerjaannya secara menyeluruh, hingga selesai. Tentu, mereka bukan jack of all trades, tetapi mereka cukup bagus dalam apa yang mereka lakukan.




Jika anda suka memakai sepatu desainer mewah, anda memiliki dunia di telapak tangan anda. Ini bukan hanya karena anda punya uang untuk dibelanjakan, tetapi karena anda tahu di mana membelanjakannya. Selain itu, alas kaki mahal pilihan ada juga bisa menunjukkan strata pendapatan anda.




Semua orang ingin memiliki sepatu edisi terbatas. Tapi hanya beberapa orang saja yang memiliki tekad untuk benar-benar mendapatkannya. Keserbagunaan adalah salah satu karakter utama orang yang memamerkan sepatu edisi terbatas. Mereka tidak ingin membatasi diri pada satu trend fashion saja. Sebaliknya, mereka suka memanfaatkan peluang yang datang. Karenanya, orang-orang ini juga sering menjadi pengambil resiko dan petualang.

Share:

Shoes and Care – Sejarah dan Jenis Sepatu Loafer yang Jarang Diketahui

Jakarta, Shoes and Care – Loafer merupakan jenis alas kaki yang mungkin sedikit yang mengenal berdasarkan namanya, namun jika melihat bentuknya pasti banyak orang sudah tidak asing lagi. Pada kesempatan ini mari kita sama-sama membahas terkait sejarah dan jenis dari sepatu Loafer. 


Sepasang sepatu Loafer pertama yang dijual secara komersial diketahui terjadi di Amerika pada tahun 1930-an. Sepatu Loafer pertama yang dijual secara komersial diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama G.H.Bas. Menurut legenda, perusahaan ini bahkan tidak memiliki ide untuk membuat sepatu mereka sendiri. Mereka dikontrak oleh Esquire dan rumah mode New York yang sangat dipuji oleh Rogers, Pete & Co. 


Duo perusahaan ini tahu bahwa sepatu pantofel akan diterima dengan baik di sini di negara bagian seperti di Norwegia dan di seluruh Eropa. Berdasarkan masukkan G.H.Bas, mereka membutuhkan pabrikan Amerika untuk mewujudkan konsep mereka. Ketiganya bekerja sama untuk merancang, membuat dan meluncurkan sepatu pertama yang dikenal sebagai sepatu “weegun”, sebuah nama yang berasal dari dasi yang dibuat untuk Norwegia. Gaya awal ini cukup sederhana. Ini menampilkan desain bulan sabit dan setrip kulit yang dijahit di bagian pelana sepatu.


Iklan pertama untuk sepatu ini ditempatkan di New York Herald Times pada tahun 1936. Sedangkan G.H.Bass yang membuat sepatunya, dijual di etalase Rogers, Pete & Co. NYC. Branding tersebut memanggil pria kaya dan berpakaian bagus di Amerika. Dan selama tahun berikutnya, para pemalas mengokohkan diri mereka dalam budaya. Weegun Loafers banyak dapat ditemukan di kaki olahragawan, elit negara, tokoh masyarakat, pria kaya dan siapa pun yang ingin dianggap sebagai pria well-dressed man. Pada akhirnya , mereka masuk ke sekolah Ivy League di seluruh negeri dan menjadi popular di kalangan anak muda. Dan dari situlah asal muasal Penny Loafer dimulai.


Penny Loafer berasal dari cara anak muda menggunakan guntingan di punggung kaki sepatu untuk menyimpan uang receh. Dikatakan bahwa mereka melakukan ini sehingga mereka selalu memiliki beberapa sen jika mereka perlu menelepon. Karena telepon umum jaman dulu membutuhkan uang koin. Sedangkan sebagian orang mengkalain menyimpan sat usen di sepatu adalah simbol keberuntungan. Apapun alasannya, istilah Penny Loafer sangat melekat.Tentunya hingga hari ini kita semua masih melihat sepatu Penny Loafer. Penny Loafer dikenal dengan desain yang sederhana, elegan dan canggih. Namun, gaya sepatu ini tergantikan oleh salah satu sepatu modern popular lainnya yaitu Tassel Loafer.


Tassel Loafer dianggap salah satu model atau desain yang tak lekang oleh waktu. Pertama kali diperkenalkan oleh Alden Shoe Company pada tahun 1940-an, gay aini merupakan alternatif yang lebih formal dari sepatu Penny. Seperti namanya, sepatu ini menampilkan jumbai kulit di bagian depan sepatu. Sepatu ini tidak hanya digemari oleh pria, namun para wanita pun menyukainya. Wanita memastikan mereka menjadi bagian dari trend budaya. Para sarjana, pengacara dan pemerhati fashion secara tidak langsung turut mendorong gaya ini ke depan. Hingga pada akhirnya era baru loafers lahir. 


Gucci bertanggung jawab dalam menciptakan gaya Italia yang diasosiasikan dengan sepatu pantofel saat ini. Merek ini lahir di Florence, Italia pada tahun 1920-an. Namun, keluarga tersebut melihat peluang untuk pindah ke Amerika dan memberikan sentuhan mereka sendiri pada alas kaki pilihan negara tersebut. Gucci memperkenalkan Horsebit Loafer mereka pada tahun 1953. Sepatu ini sangat menonjolkan gaya Italia. Semuanya berwarna hitam karena cokelat dianggap terlalu kasual pada saat itu. Tetapi perbedaan sebenarnya dari alas kaki ini adalah logam berbentuk tapal kuda yang melintang pada punggung sepatu dan dari situlah nama ini berasal. Bersumber dari https://deltoroshoes.com/.

Share:

Shoes and Care – Customer dan Consumer: Definisi, Jenis, dan Perbedaannya

Jakarta, Shoes and Care – Ketika sedang membangun atau meningkatkan produktivitas bisnis, sangat penting untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut perbedaan antara Customer dengan Consumer. Pada dasarnya, Customer adalah Consumer. Namun, terdapat beberapa kasus di mana ada perbedaan yang mencolok antara keduanya. Mempelajari perbedaan antara Customer dengan Consumer lebih lanjut dapat membantu bisnis menyusun strategi yang lebih matang, komunikasi yang lebih baik, aktivitas pemasaran yang efisien, dan lain sebagainya.


 


Siapa itu Customer dan Consumer?


 


Pertama, mari kita pelajari arti dari Customer dan juga Consumer. Customer atau pelanggan adalah setiap individu yang membeli suatu produk dari penjual. Bisa dikatakan, Customer membeli suatu produk atau layanan dari penjual dan berpotensi menjadi pengguna akhir (end user). Keberadaan Customer tentu memiliki nilai yang sangat penting bagi keberlangsungan bisnis. Selain sebagai sumber pendapatan, Customer merupakan sebuah paramater penilaian kepuasan terhadap produk dan layanan yang diberikan oleh perusahaan. Dengan begitu, perusahaan bisa meningkatkan kualitas dari produk atau layanan yang mereka berikan kepada Customer.


Sedangkan Consumer atau konsumen merupakan mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau layanan. Dengan kata lain, Consumer adalah pengguna akhir dalam rantai distribusi barang dan jasa yang membeli atau menyewa suatu produk untuk penggunaan pribadi dan tidak untuk dijual kembali. 


 


Jenis-Jenis Customer


 


Berdasarkan laman byjus.com, disebutkan bahwa jenis-jenis Customer adalah sebagai berikut:


  1. Loyal Customer (Pelanggan Setia): Pelanggan yang membeli produk atau jasa secara berulang karena puas dengan produk atau jasa tersebut.
  2. Discount Customers (Pelanggan Diskon): Pelanggan yang membeli ketika ditawari diskon atau hanya membeli barang-barang jika harganya sedang murah.
  3. Need-Based Customers (Pelanggan Berbasis Kebutuhan): Pelanggan yang hanya membeli produk yang mereka butuhkan.
  4. Wandering Customers (Pelanggan yang Berkeliaran): Pelanggan yang tidak tahu apa yang harus dibeli.
  5. Impulsive Customers (Pelanggan Impulsif): Pelanggan yang sulit diyakinkan karena cenderung tidak memilih produk tertentu. Pelanggan ini akan membeli produk atau jasa yang menurut nya bermanfaat pada saat itu.


 


Jenis-Jenis Consumer


 


Selain Customer, Consumer juga memiliki beberapa jenis sebagai berikut:


  1. Commercial Consumer (Konsumen Komersial): Konsumen yang membeli barang dalam jumlah yang besar.
  2. Extroverted Consumer (Konsumen Ekstrovert): Konsumen yang lebih suka merek yang unik dan tidak pasaran.
  3. Inferior Goods Consumer (Konsumen Barang Inferior): Konsumen yang memiliki keterbatasan pendapatan dan membeli barang dengan harga murah.
  4. Discretionary Spending Consumers (Konsumen Pengeluaran Diskresi): Konsumen yang memiliki kebiasaan membeli sesuatu unik dan kemudian membeli dengan jumlah yang banyak.


 


Perbedaan Customer dan Consumer


 


Mari kita ulas beberapa perbedaan antara Customer dengan Consumer. Biasanya, Customer atau pelanggan membeli produk untuk jual kembali atau nantinya dapat menjadi pengguna akhir dari produk atau layanan (end user). Hal ini berbeda dengan Consumer atau konsumen yang tidak menjual kembali suatu produk atau layanan, melainkan untuk digunakan untuk kepentingan pribadi sesuai dengan kebutuhannya.


Customer membayar harga produk atau jasa yang ia dapatkan, namun ia juga bisa memperolehnya kembali dari pihak lain dengan menjualnya kembali. Sebaliknya, Consumer tidak akan membayar harga produk seperti jika barang tersebut diberikan untuknya. Contohnya seperti mainan atau makanan yang dibelikan oleh orang tua ke seorang anak. Dalam contoh ini, orang tua merupakan bagian dari Customer, sedangkan sang anak adalah Consumer. Terakhir, berdasarkan dalam kelompok target pasar. Customer bisa berupa perorangan atau perusahaan, sedangkan Consumer bisa berupa individu, keluarga atau kelompok.


Dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara Consumer dan Customer adalah setiap orang yang membeli produk atau layanan disebut sebagai Customer, sedangkan orang yang menggunakan atau mengkonsumsi produk atau layanan disebut Consumer


Semoga bermanfaat ya!

Share:

Shoes and Care – Jenis Bahan Sepatu yang Perlu Kamu Ketahui!

Jakarta, Shoes and Care – Jika kita membahas tentang tren fashion yang sedang ramai sekarang,  rasanya kurang lengkap jika tidak dilengkapi dengan sepatu yang sesuai. Sepatu merupakan fashion item yang sering kita gunakan untuk melindungi kaki ketika sedang berjalan maupun berlari. Nah, jenis-jenis sepatu pun juga bervariatif. Contohnya seperti sneakers, loafers, derby, wedges, dan lain sebagainya. Selain jenis yang bervariatif, bahan yang digunakan untuk membuat sepatu pun bermacam-macam. Berikut beberapa jenis bahan-bahan sepatu yang harus ketahui!


Kulit 


Bahan kulit untuk sepatu dibedakan menjadi dua, yaitu kulit asli (genuine leather) dan kulit sintetis (faux leather). Bahan kulit biasanya terbuat dari bahan kulit hewan, seperti kulit kambing, sapi, babi atau domba. Jika dilihat secara sekilas, tidak terlalu terlihat perbedaan antara kulit asli dengan kulit sintetis. Namun, kulit asli memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan kulit sintetis. Berbeda dengan kulit sintetis yang lebih halus dan memiliki tekstur yang rata. Dari segi daya tahan, jenis bahan kulit asli memiliki daya tahan yang sangat lama dan lebih kuat dibandingkan dengan bahan kulit sintetis.


Suede 


Bahan suede merupakan bagian dari jenis bahan kulit, namun memiliki tekstur permukaan yang lebih lembut. Tekstur lembut ini didapat dari bagian belakang kulit yang dipisahkan dari permukaannya. Sepatu yang terbuat dari suede memiliki kesan yang menarik dan dapat digunakan untuk acara non formal dan casual. Asal sumber bahan suede juga memiliki kesamaan dengan bahan sepatu kulit, seperti babi, domba, kambing hingga sapi.


Nubuck


Bahan nubuck sekilas memiliki bahan dasar yang sama dengan bahan kulit suede, namun perbedaannya bahan nubuck memiliki tekstur yang lebih halus dari bahan suede. Permukaan Nubuck yang lembut membuat warna sepatu lebih solid yang secara signifikan membuatnya berbeda dengan sepatu mengkilat karena menggunakan bahan kulit jenis Full Grain atau Brush-Off.


Karet


Bahan karet merupakan jenis bahan sepatu yang sintetis dan non kulit. Kita tentu sudah mengetahui bahwa karet berasal dari getah pohon karet yang diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan bahan karet yang bisa dijadikan bahan pembuatan sepatu. Sepatu terbuat dari yang bahan karet memiliki daya tahan yang kuat, lentur dan tahan air.


Kanvas


Sepatu berbahan dasar kanvas sangat sering kita jumpai sebagai sepatu lukis atau sepatu sekolah pada umumnya. Bisa dikatakan bahwa sepatu yang memiliki bahan kanvas sangat nyaman, ringan dan juga sangat kasual sehingga cocok dipakai untuk bersantai. Selain ringan, sepatu ini memiliki tekstur yang berserat dan mudah menyerap sehingga sangat mudah untuk berkreasi lukis menggunakan sepatu berbahan ini. Untuk saat ini, merk sepatu yang konsisten menggunakan bahan kanvas adalah brand Converse.


Denim


Bahan denim merupakan bahan yang sekilas menyerupai bahan kanvas, namun memiliki tekstur yang tidak terlalu kasar. Biasanya kita mengenal denim untuk membuat celana jeans, namun denim juga dipakai dalam pembuatan sepatu, khususnya sneakers. Sepatu yang memiliki bahan denim umumnya berwarna biru, abu-abu dan hitam.


Mesh


Bahan mesh yang merupakan sejenis kain sintetis dengan lubang-lubang kecil untuk aliran udara masuk sehingga membuat kaki bisa bernapas dan nyaman. Bahan mesh terbuat dari kombinasi bahan mesh sintetis, kulit dan karet. Bahan mesh biasanya digunakan beberapa jenis alas kaki seperti sepatu lari, sepatu jalan, sepatu atletik, sepatu kasual, cross-training shoes yang biasa digunakan pada aktivitas angkat berat atau aerobic, sendal hingga high-tops. Sepatu berbahan mesh menggunakan bahan sintetis yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kulit atau bahan turunan hewani lainnya.


 


Seperti halnya merawat kulit, merawat sepatu pun memiliki cara yang berbeda-beda tergantung pada bahannya. Nah bagi kamu yang belum mengerti cara merawat sepatu dengan bahan-bahan diatas, langsung saja bawa sepatumu ke Shoes and Care terdekat!

Share:

Shoes and Care – Mengenal 3 Jenis Bentuk Telapak Kaki

Jakarta, Shoes and Care – Sepatu merupakan salah satu barang fashion yang dapat mendobrak cara berpakaian kita. Sepatu mempunyai fungsi sebagai pelindung kaki ketika sedang melakukan aktivitas, seperti olahraga, bekerja, acara resmi, ataupun aktivitas aktivitas sehari hari. Selain untuk melakukan aktivitas, dewasa ini sepatu juga merupakan simbol dari status sosial bagi yang memakainya. Nah, penting kamu ketahui bahwa memilih sepatu juga tidak bisa sembarangan lho. Kamu perlu memperhatikan bentuk kaki kamu agar kedepannya kamu akan tetap nyaman memakai sepatu itu. Menurut founder Shoes and Care, Tirta Mandira Hudhi atau yang dikenal dengan dr.Tirta, disarankan untuk memilih sepatu sesuai dengan bentuk kaki. Hal ini disebabkan karena memilih sepatu sesuai dengan bentuk telapak kaki bisa mencegah Gejala Plantar Fasciitis.


Menurut website alodokter, Plantar Fasciitis adalah peradangan yang terjadi pada plantar fascia, yaitu jaringan di bawah kaki yang membentang dari tumit hingga jari kaki. Fungsi dari jaringan ini sendiri adalah sebagai penyangga telapak kaki dan peredam getaran saat berjalan. Kaki mendapatkan terlalu banyak tekanan mengakibatkan cedera atau robekan pada plantar fascia. Kondisi ini menyebabkan plantar fascia mengalami peradangan serta menimbulkan keluhan berupa nyeri pada tumit. Maka itu, penting bagi kita untuk mempelajari bentuk telapak kaki dan memilih sepatu yang sesuai dan nyaman.


Setiap orang tentu memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Nah, ternyata bentuk telapak kaki manusia ada tiga lho, yaitu normal arch, high arch, dan flat arch. Mari kita bahas!


 


Normal Arch



Jenis kaki ini merupakan jenis kaki yang paling umum dimiliki oleh manusia. Jenis kaki ini ditandai dengan adanya kelengkungan wajar antara jempol kaki dan tumit. Posisi tripod dapat tercipta oleh ibu jari, tumit, dan lengkung kaki yang normal. Menariknya, jenis kaki ini bisa menggunakan berbagai jenis sepatu yang ditemukan di pasaran. Untuk kaki jenis ini, kaki menopang beban tubuh dan menapak secara normal sehingga resiko cedera sangat minim.


 


High Arch



Jenis kaki ini mempunyai bentuk lengkungan yang tinggi di bagian tengah telapak kaki. Istilah medis untuk kondisi ini adalah “cavus foot” atau “pes cavus“. Jenis kaki ini ditandai dengan bentuk telapak kaki bagian depan hingga bagian tumit terlihat lebih sempit, kemudian dari sudut lengkungan hanya sedikit sekali yang terlihat. Lengkungan telapak kaki yang tinggi ini biasanya membuat tekanan berlebih di bagian telapak kaki dan tungkai kaki. 


 


Flat Arch



Jenis kaki satu ini tidak memiliki lengkungan atau dengan lengkungan yang sangat rendah dari ibu jari ke tumit, istilah medis untuk jenis kaki ini adalah “ples planus”. Ketika melihat cetakan kaki diatas, tergambar keseluruhan bentuk telapak kaki yang terlihat jelas. Jenis kaki ini bersifat menekan lebih ke dalam saat berlari, yang menyebabkan banyak penekanan pada bagian telapak kaki dan lutut. Amat disarankan untuk memilih sepatu yang dapat memberikan dukungan ekstra pada bagian lengkung kaki. Solusi lainnya dapat menambahkan sisipan sepatu atau insole yang dibuat dengan cetakan khusus. 


Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis bentuk telapak kaki. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki bentuk dan karakteristik telapak kaki yang unik. Jika kamu memiliki masalah atau kekhawatiran terkait kaki kamu, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan, seperti dokter atau ahli ortopedi untuk evaluasi dan saran yang tepat. Jadi, jangan asal pilih sepatu ya!


 

Share: